Katarbersinar — Daerah Sapuangin, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, belakangan menjadi lokasi favorit untuk forest therapy. Vegetasi yang masih lengkap membuat kawasan perbukitan di kaki Gunung Merapi itu dinilai layak untuk kegiatan wisata terapi alam itu.
Mengutip dari foresttherapyhub.com, forest therapy atau terapi hutan merupakan intervensi alam yang mempertimbangkan kebutuhan khusus individu dan lingkungan alam serta sosial tempat mereka tinggal.
Terapi hutan bertujuan meningkatkan kondisi kesehatan mental yang positif dan meningkatkan kesehatan fisik dan sosial dengan meningkatkan keterhubungan alam, hubungan interpersonal, serta kohesi sosial.
Sapuangin berada di sisi tenggara Gunung Merapi. Di kawasan itu ada perbukitan dengan vegetasi yang masih lengkap serta rerumputan. Tempatnya nyaman jauh dari keramaian dengan suasana sejuk pegunungan.
Sesekali terlihat hewan-hewan penghuni lereng Merapi seperti burung serta spesies primata. Salah satu warga sekaligus pengelola wisata kawasan Sapuangin, Martono, mengungkapkan sebulan terakhir sudah ada pengunjung yang datang khusus untuk forest therapy.
“Sudah ada kegiatan forest therapy sebanyak enam kali selama sebulan ini,” kata Martono saat ditemui Solopos.com di Tegalmulyo, pekan lalu.
Martono mengungkapkan para peserta terapi mendapatkan pendampingan langsung dari psikolog hingga instruktur yoga. Warga setempat dilibatkan sebagai penunjuk jalan ke lokasi yang cocok untuk kegiatan tersebut.
Rangkaian kegiatan terapi diawali dari pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB. Kali pertama pengunjung tiba disuguhi welcome tea serta makanan lokal seperti singkong, pisang, hingga tahu rebus.
Para peserta kemudian mengikuti pemeriksaan tekanan darah. Mereka kemudian melakukan perjalanan menuju ke lokasi terapi yang berjarak sekitar 1 kilometer (km).
Warga setempat memandu perjalanan menuju ke lokasi. Sepanjang perjalanan peserta disuguhi pemandangan alam Gunung Merapi yang hijau serta dipenuhi pepohonan.
Forest Viewing dan Forest Bathing
“Lama waktu perjalanan antara 1 jam hingga 1,5 jam. Sepanjang perjalanan itu nanti bisa menikmati aneka tanaman termasuk anggrek serta sesekali bertemu burung serta lutung. Kegiatannya itu ada pemanasan, yoga, peluk pohon, hingga meditasi,” kata Martono.
Rangkaian kegiatan forest therapy di antaranya forest walking atau berjalan menyusuri hutan di kawasan hutan Sapuangin yang berada di ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Peserta diajak untuk melakukan forest viewing atau menikmati pemandangan hutan. Kemudian ada forest bathing atau mandi suasana hutan dengan mengajak pengunjung menikmati semilir angin sejuk, suara burung, sinar matahari yang menembus dedaunan sembari menghirup fitonsida yang dihasilkan pepohonan.
Di kawasan hutan itu pengunjung mengikuti yoga hingga self healing activation atau teknik aktivasi dan memperkuat inner healer dan melatih pikiran serta tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri dengan memanfaatkan energi penyembuhan alam hutan.
Pengunjung juga diajak membuat jurnal untuk membuka hati dan kejernihan pikiran. Martono mengungkapkan promosi forest therapy sudah langsung dilakukan para dokter. “Kegiatan ini sudah jadi obrolan para dokter,” kata Martono.
Dia mengungkapkan tarif untuk forest therapy yakni Rp1,4 juta. Tarif itu sudah termasuk untuk konsumsi, instruktur yoga, psikolog, pemandu, biaya antar jemput dari Jogja, peralatan, hingga dokumentasi.
Untuk mengakses kegiatan wisata terapi alam di Sapuangin, calon pengunjung bisa menghubungi Instagram @forest_therapy.id.
Martono mengungkapkan dari kegiatan sebelumnya, rata-rata peserta forest therapy sebanyak 12 orang. “Untuk maksimal satu rombongan 15 orang. Kegiatannya selama satu hari,” kata Martono.
